" There's a lot like love "
Bukankah cinta itu kekuatan. Lalu, mengapa saya merasa rapuh? Apa ia sama seperti "magic"? Membutuhkan trik khusus? Entahlah, mungkin memang benar seperti itu adanya. Lalu, apakah perlu nafsu dan pelampiasan bagi para pemujanya? Masih tanda tanya. Toh, percuma saja karena Love is Undefinitive thing.I have no idea. I just want to know how love works inside. Dipikir2 saya ini kok sok intelek ya? Padahal, masih jauh dari pemahaman. Pure blind. Ridiculous makes me looks hot, isn't it? So, i will try to find out the answer at the time.
Lucky me, Saya ini ternyata adalah bagian dari cinta. Yang tergabung dan menjadi bagian yang sulit untuk di telusuri. Seperti menguraikan jasad renik pada sebuah fosil. Lagipula, cinta itu adalah cerita. Sama seperti pengalaman hidup lainnya. Bedanya, saya telah merasakan, lebih dari siapapun, bahwa cinta tidak memiliki alasan yang tepat, seperti hukum gravitasi yang selalu menjadi isu oleh para fisikawan. Bla,bla,bla. Kenapa begitu sulit untuk memahaminya?
Ini menurut saya, karena saya mendapati kenyataan saya sendirilah Cinta. Bukan hanya saya, mereka yang saya kasihi dan sayangi adalah Cinta. That's why saya merasa sudah cukup mendapatkan penjelasan. Betapa banyak cinta bertebaran di muka bumi ini dan cukup heran kenapa jarang sekali yang menyadarinya. satu satunya hal yang bisa di sejajarkan dengan cinta adalah ketulusan. Yeah...Sincerity.
Ketulusan itulah yang saya rasakan di separuh perjalanan hidup saya, dan itu saya dapatkan dari seorang wanita yang sudah tidak terlihat lagi. Tapi, saya berkeyakinan penuh cinta tidak perlu menunjukan siapa dan untuk siapa dirinya. Bukti bahwa, selama ini, almarhum istri saya begitu mencintai saya, secara khusus dan Keluarga kami secara umum adalah fakta bahwa maut pun tidak berdaya memisahkan cinta. Secara harfiah memang seperti itu, tapi tidak dengan kenangan dan semua pengaruhnya.
Walaupun, dalam catatan hidup saya, saya bukanlah bagian dari kerajaan cinta Romeo-Juliet, hmmmp...sedikit sarkastik ya? Saya tetap optimis dan percaya, masih banyak cinta. Tapi, apalah artinya semua tanpa ketulusan. So, i will choose the perfect issue to raise my mind, that is Sincerity.
Middle December,2010 @ workstation
" Ketika untuk berjalan di antara hamparan kerikil terasa perih. Pun saat ada waktunya berhenti sejenak. Semua adalah pilihan. Kekuatan, tanpa hati dan jiwa yang besar bukanlah bernama demikian. Ketika ada saatnya bagiku untuk bisa mengetahui tiap rencana-Mu adalah indah. Hari itu aku yakin bahwa selalu akan ada sayap untuk di kepakan. Terbang lepas dan tinggi. Melanjutkan sebuah usaha pencarian. Sisa mimpi yang membumbung. Melepaskan asa kembali.
Bukan kata lelah yang sering di dengungkan. Bukan keluhan dan bukan sebaris kalimat yang menyiratkan "stop, its over!". Hanya saja, saya kok merasa tahun ini adalah tahun terberat , i hope so, karena jika ya, tidak akan ada lagi tahun yang lebih berat darinya.Lebih baik tidak perlu buang waktu hanya untuk sebuah "break interuption"...Karena, sedemikian lelahnya jiwa ini, otomatis fisik terbawa, hanya untuk memahami bahwa saat ini adalah titik balik kehidupan saya. Dan, saya bangga, mungkin sedikit bersalah, bahwa saya harus membayar mahal sekali untuk sebuah kelulusan hidup. Achievement kah? Bukan. Karena, masih amat dini untuk menyinggungnya. Setiap awal adalah akhir dari siklus yang lain. Begitu juga sebaliknya. Entah saya masuk ke dalam siklus yang mana. Saya tidak perduli. Yang terpenting, di manapun saya berada, saya tetap dalam pijakan yang kokoh dan bisa berjalan dengan kepala tegak untuk membuktikan bahwa satu satunya yang tidak akan pernah padam dari diri saya adalah "spirit" yang kini, semakin menyala begitu para malaikat kecil berlarian di sekitar saya. Tepatnya, menjadi satu dalam bagian hidup saya. Dan, jujur, situasinya adalah seperti saya yang memohon pada Maha Kuasa, saya ingin beristirahat, atau , jangan berikan aku ujian yang melebihi kapasitasku, juga bisa jadi, saya sudah lulus, apa masih perlu di uji lagi? Lucunya, saya semakin yakin bahwa setiap proses hidup dan bagaimana kita melaluinya adalah pilihan yang simple. Take it or leave it? Dalam kasus fakta versus isu, tentu saya memilih Leave it...Karena, pada dasarnya setiap manusia menginginkan zona amannya. Anehnya, saya tidak bisa menikmati dan enjoy dengan zona nyaman saya dan merasa hambar ketika hidup begitu monoton. Ah, well, Saya lebih baik menunggu dan harusnya "lebih kenal" dengan diri sendiri, medan pertempuran ini dan tentunya partner saya. So, pesan yang ingin saya pertegas pada diri saya adalah :
" Nikmati saja setiap kesempatan yang datang dalam hidup. Karena, tidak semua orang memilikinya. Dan, jangan ragu untuk bertanya pada Tuhan. Bagaimana cara melewati semuanya dengan baik.Karena, Tuhan Maha Tahu mana yang terbaik untuk hamba-Nya"